Dokter di Inggris Ceritakan Horor yang Ia Hadapi Saat Tangani Pasien Virus Corona: Andai Saja Aku Bisa Melupakan Wajah-wajah Sekarat Itu
Menyaksikan orang yang di penghujung hidupnya mungkin menjadi pengalaman paling mengharukan sekaligus menyedihkan.
Bagi orang-orang terdekat, menemani di saat-saat terakhir tak boleh dilewatkan.
Sayangnya, di tengah pandemi virus corona COVID-19 seperti ini, hanya tenaga medis yang mampu berada di samping pasien-pasien yang sekarat.
Anggota keluarga dan orang tercinta tak dipersilahkan untuk mencegah penularan virus mematikan itu. Kendati demikian, ternyata pengalaman tersebut dirasa lebih menyakitkan bagi para dokter.
Seorang dokter yang tak menyebutkan namanya di Inggris menceritakan kisah itu dan menyebutnya sebagai sesuatu yang ‘horor’.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Daily Mail, dokter tersebut tidak hanya merasa ketakutan, tetapi juga tak bisa melupakan pengalaman tersebut.
Ia melihat bagaimana para pasien menampakkan ekspresi kepanikan di wajah saat mereka berupaya untuk tetap bernapas, namun gagal.
Setiap gemetar dari pasien-pasien itu menghantui para tenaga kesehatan yang tak mampu mengambil langkah penyelamatan.
Kisah itu bermula dari sebuah panggilan sirine dari kamar pasien saat jam makan siang.
Ia bergegas menuju ruangan itu karena pasien telah mengalami gagal napas. Saat memasuki ruangan, dokter itu malah melihat kepanikan dari seluruh tenaga medis yang ada.
Semuanya kelihatan bingung dan ragu dalam merespon kondisi pasien lantaran tak ada kesalahan yang mereka lakukan.
Ini menjadi bukti bahwa negara tidak siap menghadapi virus tersebut.
Dua perawat, dokter senior dan seorang ahli anastesi di dalam ruangan itu tak berdaya merespon kondisi pasien yang semakin kritis.
Langkah-langkah seperti resusitasi jantung paru lewat kompresi dada (CPR) tak memberikan hasil.
Ketakutan terbersit dari tatapan sang pasien yang terengah-engah. Seluruh staf di ruangan itu pun menambah ‘teror’ kematian pasien.
Kepintaran dan pengalaman para tenaga medis itu tak membuat kepanikan hilang dari wajah mereka.
Sebagai dokter senior, ia tak pernah menyangka akan mengalami kekalutan semacam itu.
Apalagi dirinya bertanggung jawab di semua bangsal dari rumah sakit dengan jumlah pasien yang tidak sedikit.
Ia dan rekan-rekannya pun sering bekerja dalam shift yang panjang tanpa istirahat untuk menangani kasus darurat setiap harinya.
Ia mengakui bahwa rumah sakit tempatnya bekerja di London sama sekali tak siap menghadapi kondisi pandemi COVID-19. Bahkan, pihak rumah sakit terpaksa melakukan restrukturisasi bangsal agar semua pasien virus corona COVID-19 bisa tertampung.
Baginya, menatap wajah-wajah mereka yang sekarat menjadi teror tersendiri.
“Mereka terbaring di ruang terbuka saat mengalami demam yang benar-benar parah. Saya bisa menangis kala memikirkan pengalaman itu,” ujarnya.
“Saya harap bisa melupakan wajah-wajah mereka saat sekarat yang kualami minggu lalu,” tulis dokter tersebut dalam Daily Mail pada Sabru 21 Maret 2020.***
Sumber : Pikiran Rakyat
Sayangnya, di tengah pandemi virus corona COVID-19 seperti ini, hanya tenaga medis yang mampu berada di samping pasien-pasien yang sekarat.
Anggota keluarga dan orang tercinta tak dipersilahkan untuk mencegah penularan virus mematikan itu. Kendati demikian, ternyata pengalaman tersebut dirasa lebih menyakitkan bagi para dokter.
Seorang dokter yang tak menyebutkan namanya di Inggris menceritakan kisah itu dan menyebutnya sebagai sesuatu yang ‘horor’.
Ia melihat bagaimana para pasien menampakkan ekspresi kepanikan di wajah saat mereka berupaya untuk tetap bernapas, namun gagal.
Setiap gemetar dari pasien-pasien itu menghantui para tenaga kesehatan yang tak mampu mengambil langkah penyelamatan.
Kisah itu bermula dari sebuah panggilan sirine dari kamar pasien saat jam makan siang.
Ia bergegas menuju ruangan itu karena pasien telah mengalami gagal napas. Saat memasuki ruangan, dokter itu malah melihat kepanikan dari seluruh tenaga medis yang ada.
Semuanya kelihatan bingung dan ragu dalam merespon kondisi pasien lantaran tak ada kesalahan yang mereka lakukan.
Ini menjadi bukti bahwa negara tidak siap menghadapi virus tersebut.
Dua perawat, dokter senior dan seorang ahli anastesi di dalam ruangan itu tak berdaya merespon kondisi pasien yang semakin kritis.
Langkah-langkah seperti resusitasi jantung paru lewat kompresi dada (CPR) tak memberikan hasil.
Ketakutan terbersit dari tatapan sang pasien yang terengah-engah. Seluruh staf di ruangan itu pun menambah ‘teror’ kematian pasien.
Kepintaran dan pengalaman para tenaga medis itu tak membuat kepanikan hilang dari wajah mereka.
Sebagai dokter senior, ia tak pernah menyangka akan mengalami kekalutan semacam itu.
Apalagi dirinya bertanggung jawab di semua bangsal dari rumah sakit dengan jumlah pasien yang tidak sedikit.
Ia dan rekan-rekannya pun sering bekerja dalam shift yang panjang tanpa istirahat untuk menangani kasus darurat setiap harinya.
Ia mengakui bahwa rumah sakit tempatnya bekerja di London sama sekali tak siap menghadapi kondisi pandemi COVID-19. Bahkan, pihak rumah sakit terpaksa melakukan restrukturisasi bangsal agar semua pasien virus corona COVID-19 bisa tertampung.
Baginya, menatap wajah-wajah mereka yang sekarat menjadi teror tersendiri.
“Mereka terbaring di ruang terbuka saat mengalami demam yang benar-benar parah. Saya bisa menangis kala memikirkan pengalaman itu,” ujarnya.
“Saya harap bisa melupakan wajah-wajah mereka saat sekarat yang kualami minggu lalu,” tulis dokter tersebut dalam Daily Mail pada Sabru 21 Maret 2020.***
Sumber : Pikiran Rakyat
0 Response to "Dokter di Inggris Ceritakan Horor yang Ia Hadapi Saat Tangani Pasien Virus Corona: Andai Saja Aku Bisa Melupakan Wajah-wajah Sekarat Itu"
Post a Comment